Cerita motivasi adalah cerita inspirasi terbaik yang mengilhami perubahan hidup menjadi lebih baik. Cerita singkat motivasi selain sebagai hiburan di waktu luang, menjadikan kita lebih terbuka bahwa banyak motivasi menghadapi hidup yang penuh cobaan.
Cerita motivasi pendek ini saya share kan untuk pembaca semua.
Cerita motivasi
Cerita Motivasi Kerja
Setiap pagi di Afrika, seekor rusa bangun dan tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat dari singa yang tercepat atau ia akan mati dimakannya...
Setiap pagi di Afrika, seekor singa bangun dan tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat dari rusa yang paling lambat atau ia akan mati kelaparan...
Jadi saat matahari terbit, entah anda seekor singa atau rusa lebih baik anda bangun dan berlarilah dengan bekerja sebaik mungkin atau anda akan menderita oleh kebutuhan dan keinginan anda yang larinya jauh lebih cepat dari kemampuan anda!!
Cerita motivasi
Nah ketika ular itu berjalan kesana kemari di dalam gudang, tanpa sengaja ia merayap di atas gergaji.
Tajamnya mata gergaji, menyebabkan perut ular terluka. Tapi ular beranggapan gergaji itu menyerangnya.
Ia pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali.
Serangan itu menyebabkan luka parah di bagian mulutnya.
Marah & putus asa, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya.
Ia pun membelit kuat gergaji itu. Maka tubuhnya terluka amat parah dan akhirnya ia pun mati..
Kadangkala, di saat kita marah, kita ingin melukai orang lain. Tapi sesungguhnya tanpa disadari, yang dilukai adalah diri kita sendiri.
Mengapa? Karena perkataan dan perbuatan di saat marah adalah perkataan dan perbuatan yang biasanya akan kita sesali di kemudian hari..
Dari cerita motivasi tersebut di atas mari, kita sama-sama belajar untuk tidak marah (atau setidaknya mampu meredakan marah) terhadap situasi buruk yang mungkin kita alami.
Cerita motivasi
Sepatu Untuk Ayah
Menjadi "sama dan serupa" dengan remaja lain merupakan keinginan dari semua remaja.
Saya ingat benar, bagaimana sebagai seorang remaja dalam tahun 1963 saya merasa harus memiliki sepasang sepatu sport mutakhir yang sedang "in".
Persoalannya, bulan lalu saya baru saja membeli sepasang sepatu kulit. Tapi, sepatu sport benar benar sedang mode, oleh sebab itu saya datangkepada ayah minta bantuannya.
"Saya perlu sedikit uang untuk sepatu sport", ujar saya suatu sore di bengkel dimana ayah saya bekerja sebagai montir.
"Willie". ayah kelihatan terkejut.
"Sepatumu baru berumur satu bulan, tapi mengapa kini kau perlukan sepatu baru?"
"Setiap orang memakai sepatu sport Yah!"
"Sangat boleh jadi Nak, namun hal tersebut tidak menjadikan Ayah mudah membayar sepatu sport"
Gaji ayah kecil dan sering tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Ayah, saya tampak seperti bloon memakai sepatu jenis ini" kataku sambil menunjuk sepasang sepatu oxford baru.
Ayah memandang dalam-dalam ke mataku. Kemudian ia menjawab, “Begini saja, Kau pakai sepatu ini satu hari lagi. Besok, di sekolah, perhatikan semua sepatu dari kawan-kawanmu. Bila seusai sekolah kau masih berkeyakinan bahwa sepatumu paling butut dibandingkan sepatu kawan kawanmu, ayah akan memotong uang belanja ibumu dan membelikanmu sepasang sepatu sports”
Dengan gembira saya pergi ke sekolah, keesokan paginya, penuh keyakinan bahwa hari itu merupakan hari terakhir bagiku mamakai sepatu oxford yang ketinggalan jaman ini. Saya lakukan apa yang ayah perintahkan saya lakukan, namun tidak, saya ceritakan apa yang saya lihat secara teliti. Sepatu coklat, sepatu hitam, sepatu tennis yang sudah kusam, semua menjadi pusat perhatianku.
Pada petang hari, saya memiliki perbendaharaan dalam ingatanku betapa banyaknya teman teman di sekolah yang juga memakai sepatu bukan sport, bahkan sepatu – sepatu rusak, berlobang, menganga dan lain lain bentuk yang sudah mendekati kepunahan sebagai alat pelindung kaki.
Namun banyak juga yang memakai sepatu sport yang gagah, yang senantiasa berdetak detik penuh gaya bila si pemiliknya menghentakkannya dengan gagah perkasa. Setelah sekolah usai, saya berjalan cepat ke bengkel di mana ayah bekerja. Saya hampir yakin bahwa Senin depan saya juga akan masuk kelompok yang sedang “in”Setiap saya menghentakkan tumit saya di jalan, saya membayangkan telah memakai sepatu sport idaman saya.
Bengkel sepi sekali saat itu. Suara yang terdengar hanya denting-denting metal dari kolong sebuah chevy tua buatan tahun 1956. Udara berbau oli, namun pada hemat penciuman saya, asyik sekali. Hanya seorang langganan sedang menunggu ayah yang sedang bergulat di kolongchevy tua itu.“Pak Alva”tanya saya kepada langganan yang sedang menunggu,“masih lamakah?”
“Entah Will. Kau tahu sifat ayahmu. Ia sedang membongkar persneling, namun bila ia mendapatkan adanya bagian lain yang tidak beres, ia akan menyelesaikannya juga.”
Saya bersandar pada mobil abu abu itu. Apa yang bisa saya lihat hanyalah sepasang kaki ayah yang menjulur keluar dari kolong mobil.Sambil menjentik jentik lampu belakang chevy, secara tidak sadar saya menatap kepada kaki ayah.Celana kerjanya berwarna biru tua, kusam dan lengket terkena oli, lusuh pula. Sepatunya, berwarna putih tua…. ah ….bukan hitam muda……, dan sungguh sungguh butut, sebagaimana mestinya sepatu seorang montir.Sepatu kirinya sudah tidak bersol, dan bagian kanan masih memiliki sepotong kecil kulit tipis, yang dahulu bernama sol. Di ujungnya, sebaris staples menggigit kedua belah kulit kencang kencang, mencegah jempol kakinya mengintip keluar. Tali sepatunya beriap riap, dan sebuah lubang memperlihatkan sebagian dari jari kelingkingnya yang terbalut kaus katun.
“Sudah pulang nak? “ ayah keluar dari kolong mobil.
“Yes sir” kataku.
“Kau lakukan apa yang kuperintahkan hari ini?”
“Yes sir”
“Nah, apa jawabmu ?”
la memandangku, seolah olah tahu apa yang akan saya ucapkan.
“Saya tetap ingin sepatu sport ”Saya berkata tegas, dan berusaha setengah mati untuk tidak memandang kepada sepatu ayah.
“Kalau begitu, ayah harus potong uang belanja ibumu…..”
“Mengapa tidak pergi dan membelinya sekarang?” lalu ayah mengeluarkan selembar $ 10. dan memancing uang receh untuk mencari 30 sen guna membayar 3% pajak penjualannya.
Saya menerima uang itu dan segera berangkat ke pusat pertokoan, dua blok dari bengkel di mana ayah bekerja.
Di depan sebuah etalase, saya berhenti untuk melihat apakah sepatu sportku masih dipajang disana. Ternyata masih! $9.95. Namun uang saya tidak akan cukup bila saya harus membeli paku paku yang akan dipakukan pada solnya dan menimbulkan suara klak klik yang gagah. Saya pikir, untuk lari ke rumah dan minta bantuan dana dari mama, sebab tidak mungkin kembali kepada ayah dan minta kekurangannya.Pada saat saya teringat kepada ayah, sepatu tuanya tampak membayang melintasi kedua mataku.
Jelas tampak kebututannya, sisinya yang compang camping, paku paku yang telah mengintip keluar dan sebaris staples yang umumnya dipakai untuk menjepit kertas.Sepatu kulit usang yang dipakainya untuk menghidupi keluarganya.
Pada waktu musim dingin yang menggigit, sepatu yang sama dipakainya melintasi jalan jalan yang dingin, menuju kepada mobil mobil yang mogok.Namun ayah tidak pernah mengeluh.
Terpikir olehku, betapa banyaknya benda benda yang seharusnya dibutuhkan ayah, namun tidak dimilikinya, semata mata agar saya mendapatkan apa yang saya ingini.Dan kementerengan sepatu sport yang ada di balik kaca etelase di hadapanku mulai memudar. Apa jadinya bila ayah bersikap sepertiku.Sepatu jenis apa yang saat ini kupakai, bila ayahku bersikap seperti saya bersikap.
Saya masuk ke dalam toko sepatu itu. Sebuah rak besar terpampang megah, penuh berisikan sepatu sport yang sungguh keren.Di sampingnya, terdapat sebuah rak lain, dengan sebingkai tulisan “obral besar. 50% discount”.
Dibawah bingkai itu tergeletak sepatu sepatu semodel sepatu ayah, beberapa generasi lebih muda, tentunya.Otakku bermain ping pong. Mula mula sepatu ayah yang butut. Dan sekarang sepatu baru. Pikiran tentang: menjadi “in” dan seirama dengan remaja lain di sekolah. Dan kemudian pikiran tentang ayah,…. telah mengalahkannya.
Shoe store by RogelioValenzuela Sepatu Untuk Ayah. Saya mengambil sepatu ukuran 42 dari rak yang berdiscount. Dengan segera berjalan ke arah meja kasir, ditambah pajak, jadilah bilangan $ 6.13. Saya kembali ke bengkel dan meletakkan sepatu baru ayah di atas kursi di mobilnya.Saya mendapatkan ayah dan mengembalikan uang kembalian yang masih tersisa.
“Saya pikir harganya $ 9.95″ kata ayah.
“Obral” kataku pendek.
Saya mengambil sapu, dan mulai membantu ayah membersihkan bengkel.
Pukul lima sore, ia memberi tanda bahwa bengkel harus ditutup dan kami harus pulang.
Ayah mengangkat kotak sepatu ketika kami masuk ke dalam mobilnya.
Ketika ia membuka kotak itu, ia hanya dapat memandang tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Ia memandang kepada sepatu itu lama-lama, kemudian kepadaku.
“Saya pikir kau membeli sepatu sport”,katanya pelan.
“Sebetulnya ayah, … tapi …. Saya tak sanggup meneruskannya.”
Bagaimana saya harus menjelaskannya bahwa saya sungguh ingin menjadi seperti ayah?
Dan bila saya tumbuh menjadi dewasa, saya sungguh ingin menjadi seperti orang baik ini, yang Tuhan berikan kepada saya sebagai ayah saya.
Ayah meletakkan tangannya pada bahu saya, dan kami saling memandang untuk waktu sesaat. Tidak ada kata kata yang perlu dikatakan. Ayah menstarter mobil, dan kami pulang.
Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong, tidak tampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah, dan jengkel.
Sahabat, ada falsafah tentang lima jari kita...
1.. Ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung.
2.. Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah.
3.. Ada si jangkung jari tengah yang sombong dan suka menghasut jari telunjuk.
4.. Ada jari manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan sabar sehingga diberi hadiah cincin.
5.. Dan ada kelingking yang lemah dan penurut serta pemaaf (ingatkah anda waktu kecil kalau kita berbaikan dengan musuh kita pasti saling sentuh jari kelingking?).
Dengan perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing-masing jari, mereka bersatu untuk mencapai tujuan (menulis, memegang, menolong anggota tubuh yg lain, melakukan pekerjaan, dll).
Sahabat, Pernahkah kita bayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua?
Cerita motivasi Falsafah ini sederhana namun sangat berarti. Kita diciptakan dengan segala perbedaan yang kita miliki dengan tujuan untuk bersatu, saling menyayangi,saling menolong, saling membantu, saling mengisi, bukan untuk saling menuduh, menunjuk, merusak, dan bahkan membunuh. Sudahkah kasih sayang anda hari ini bertambah? Semoga bermanfaat.
Cerita motivasi
Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.
Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang."
Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om."
Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."
Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.
Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?"
"Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."
Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira.
Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu."
Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."
Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.
Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.
Cerita motivasi
EMPAT LILIN
Ada 4 lilin yang menyala, Sedikit demi sedikit habis meleleh. Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka
Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman.” “Sayang aku tak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta.” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
“Akulah HARAPAN.”
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!
Cerita motivasi
Mencapai Kesuksesan
Pada suatu waktu ada dua ekor katak tercebur ke sebuah sumur dangkal, tak lama kemudian teman-teman katak mereka datang dan mulai merubung sambil berteriakan "lakukan ini" " lakukan itu".
Setelah beberapa lama, katak-katak di luar sumur menyadari bahwa tidak ada harapan. Mereka menyarankan agar kedua katak tersebut menyerah dan menunggu saja saat-saat kematiannya. Seekor katak menerima nasibnya dan tidak berbuat apa-apa. Katak yang satu terus melompat-lompat. Katak-katak di luar sumur kembali berteriak-teriak dan memberikan tanda pada katak yang kedua agar menyerah.
Beberapa lama kemudian, katak kedua melompat dengan tinggi dan akhirnya berhasil keluar dari sumur. Kegembiraan menyeruak. Katak-katak lainnya bertanya pada katak kedua tersebut. Mengapa ia terus saja melompat padahal mereka berseru agar ia menyerah. Katak kedua itu dengan bangga menjawab " Aku tidak bisa mendengar kalian, tapi ku lihat kalian sepertinya kalian memberiku semangat".
Dalam hidup terkadang kita perlu menutup telinga kita dari omongan-omongan orang yang ada di sekelilng kita. Yang kita perlu lakukan hanyalah fokus mengerjakan apa yang kita yakini akan sukses dan kemudian bungkam mulut mereka dengan bukti kesuksesan yang kita raih.
Cerita motivasi
PENJARA PIKIRAN
Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya.
Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain, namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.
Dengan penasaran dia bertanya,
“Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku,padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?” Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan,
“Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.”
Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.
Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman,tradisi, dan semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.
Sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.
Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dgn tali yang terikat pada pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada “sesuatu” yang mengikat kaki nya, padahal “sesuatu” itu bisa jadi hanya seutas tali kecil…
Sebagai manusia kita mampu untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin kita capai. Sakit memang, lelah memang,tapi jika kita sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar. Pada dasarnya, kehidupan kita akan lebih baik kalau kita hidup dengan cara hidup pilihan kita sendiri, bukan dengan cara yang di pilihkan orang lain untuk kita
Kumpulan cerita motivasi di atas semoga menjadikan kita lebih mempunyai motivasi hidup. Pada dasarnya dalam cerita motivasi terdapat pesan dan kesan yang bisa menjadi motivasi bagi pembaca. Maka dari itu,dengan cerita motivasi, diharapkan bisa bermanfaat. Semoga bermanfaat. (ws)
Cerita motivasi pendek ini saya share kan untuk pembaca semua.
Cerita motivasi
Cerita Motivasi Kerja
Setiap pagi di Afrika, seekor rusa bangun dan tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat dari singa yang tercepat atau ia akan mati dimakannya...
Setiap pagi di Afrika, seekor singa bangun dan tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat dari rusa yang paling lambat atau ia akan mati kelaparan...
Jadi saat matahari terbit, entah anda seekor singa atau rusa lebih baik anda bangun dan berlarilah dengan bekerja sebaik mungkin atau anda akan menderita oleh kebutuhan dan keinginan anda yang larinya jauh lebih cepat dari kemampuan anda!!
Cerita motivasi
Marah dan Putus Asa
adalah
cerita inspirasi terbaik yang mana mengilhami akan perubahan hidup
saya, yang ingin saya shere ke temen temen,.. - See more at:
http://cinta009.blogspot.com/2013/07/kumpulan-cerita-inspirasi-motivasi-hidup.html#sthash.mcydrmw3.dpu
Alkisah, seekor ular memasuki gudang tempat kerja tukang kayu di sore
hari. Kebiasaan si tukang kayu, membiarkan sebagian peralatan kerjanya
masih berserakan dan tidak merapikannya.Nah ketika ular itu berjalan kesana kemari di dalam gudang, tanpa sengaja ia merayap di atas gergaji.
Tajamnya mata gergaji, menyebabkan perut ular terluka. Tapi ular beranggapan gergaji itu menyerangnya.
Ia pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali.
Serangan itu menyebabkan luka parah di bagian mulutnya.
Marah & putus asa, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya.
Ia pun membelit kuat gergaji itu. Maka tubuhnya terluka amat parah dan akhirnya ia pun mati..
Kadangkala, di saat kita marah, kita ingin melukai orang lain. Tapi sesungguhnya tanpa disadari, yang dilukai adalah diri kita sendiri.
Mengapa? Karena perkataan dan perbuatan di saat marah adalah perkataan dan perbuatan yang biasanya akan kita sesali di kemudian hari..
Dari cerita motivasi tersebut di atas mari, kita sama-sama belajar untuk tidak marah (atau setidaknya mampu meredakan marah) terhadap situasi buruk yang mungkin kita alami.
Cerita motivasi
Sepatu Untuk Ayah
Menjadi "sama dan serupa" dengan remaja lain merupakan keinginan dari semua remaja.
Saya ingat benar, bagaimana sebagai seorang remaja dalam tahun 1963 saya merasa harus memiliki sepasang sepatu sport mutakhir yang sedang "in".
Persoalannya, bulan lalu saya baru saja membeli sepasang sepatu kulit. Tapi, sepatu sport benar benar sedang mode, oleh sebab itu saya datangkepada ayah minta bantuannya.
"Saya perlu sedikit uang untuk sepatu sport", ujar saya suatu sore di bengkel dimana ayah saya bekerja sebagai montir.
"Willie". ayah kelihatan terkejut.
"Sepatumu baru berumur satu bulan, tapi mengapa kini kau perlukan sepatu baru?"
"Setiap orang memakai sepatu sport Yah!"
"Sangat boleh jadi Nak, namun hal tersebut tidak menjadikan Ayah mudah membayar sepatu sport"
Gaji ayah kecil dan sering tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Ayah, saya tampak seperti bloon memakai sepatu jenis ini" kataku sambil menunjuk sepasang sepatu oxford baru.
Ayah memandang dalam-dalam ke mataku. Kemudian ia menjawab, “Begini saja, Kau pakai sepatu ini satu hari lagi. Besok, di sekolah, perhatikan semua sepatu dari kawan-kawanmu. Bila seusai sekolah kau masih berkeyakinan bahwa sepatumu paling butut dibandingkan sepatu kawan kawanmu, ayah akan memotong uang belanja ibumu dan membelikanmu sepasang sepatu sports”
Dengan gembira saya pergi ke sekolah, keesokan paginya, penuh keyakinan bahwa hari itu merupakan hari terakhir bagiku mamakai sepatu oxford yang ketinggalan jaman ini. Saya lakukan apa yang ayah perintahkan saya lakukan, namun tidak, saya ceritakan apa yang saya lihat secara teliti. Sepatu coklat, sepatu hitam, sepatu tennis yang sudah kusam, semua menjadi pusat perhatianku.
Pada petang hari, saya memiliki perbendaharaan dalam ingatanku betapa banyaknya teman teman di sekolah yang juga memakai sepatu bukan sport, bahkan sepatu – sepatu rusak, berlobang, menganga dan lain lain bentuk yang sudah mendekati kepunahan sebagai alat pelindung kaki.
Namun banyak juga yang memakai sepatu sport yang gagah, yang senantiasa berdetak detik penuh gaya bila si pemiliknya menghentakkannya dengan gagah perkasa. Setelah sekolah usai, saya berjalan cepat ke bengkel di mana ayah bekerja. Saya hampir yakin bahwa Senin depan saya juga akan masuk kelompok yang sedang “in”Setiap saya menghentakkan tumit saya di jalan, saya membayangkan telah memakai sepatu sport idaman saya.
Bengkel sepi sekali saat itu. Suara yang terdengar hanya denting-denting metal dari kolong sebuah chevy tua buatan tahun 1956. Udara berbau oli, namun pada hemat penciuman saya, asyik sekali. Hanya seorang langganan sedang menunggu ayah yang sedang bergulat di kolongchevy tua itu.“Pak Alva”tanya saya kepada langganan yang sedang menunggu,“masih lamakah?”
“Entah Will. Kau tahu sifat ayahmu. Ia sedang membongkar persneling, namun bila ia mendapatkan adanya bagian lain yang tidak beres, ia akan menyelesaikannya juga.”
Saya bersandar pada mobil abu abu itu. Apa yang bisa saya lihat hanyalah sepasang kaki ayah yang menjulur keluar dari kolong mobil.Sambil menjentik jentik lampu belakang chevy, secara tidak sadar saya menatap kepada kaki ayah.Celana kerjanya berwarna biru tua, kusam dan lengket terkena oli, lusuh pula. Sepatunya, berwarna putih tua…. ah ….bukan hitam muda……, dan sungguh sungguh butut, sebagaimana mestinya sepatu seorang montir.Sepatu kirinya sudah tidak bersol, dan bagian kanan masih memiliki sepotong kecil kulit tipis, yang dahulu bernama sol. Di ujungnya, sebaris staples menggigit kedua belah kulit kencang kencang, mencegah jempol kakinya mengintip keluar. Tali sepatunya beriap riap, dan sebuah lubang memperlihatkan sebagian dari jari kelingkingnya yang terbalut kaus katun.
“Sudah pulang nak? “ ayah keluar dari kolong mobil.
“Yes sir” kataku.
“Kau lakukan apa yang kuperintahkan hari ini?”
“Yes sir”
“Nah, apa jawabmu ?”
la memandangku, seolah olah tahu apa yang akan saya ucapkan.
“Saya tetap ingin sepatu sport ”Saya berkata tegas, dan berusaha setengah mati untuk tidak memandang kepada sepatu ayah.
“Kalau begitu, ayah harus potong uang belanja ibumu…..”
“Mengapa tidak pergi dan membelinya sekarang?” lalu ayah mengeluarkan selembar $ 10. dan memancing uang receh untuk mencari 30 sen guna membayar 3% pajak penjualannya.
Saya menerima uang itu dan segera berangkat ke pusat pertokoan, dua blok dari bengkel di mana ayah bekerja.
Di depan sebuah etalase, saya berhenti untuk melihat apakah sepatu sportku masih dipajang disana. Ternyata masih! $9.95. Namun uang saya tidak akan cukup bila saya harus membeli paku paku yang akan dipakukan pada solnya dan menimbulkan suara klak klik yang gagah. Saya pikir, untuk lari ke rumah dan minta bantuan dana dari mama, sebab tidak mungkin kembali kepada ayah dan minta kekurangannya.Pada saat saya teringat kepada ayah, sepatu tuanya tampak membayang melintasi kedua mataku.
Jelas tampak kebututannya, sisinya yang compang camping, paku paku yang telah mengintip keluar dan sebaris staples yang umumnya dipakai untuk menjepit kertas.Sepatu kulit usang yang dipakainya untuk menghidupi keluarganya.
Pada waktu musim dingin yang menggigit, sepatu yang sama dipakainya melintasi jalan jalan yang dingin, menuju kepada mobil mobil yang mogok.Namun ayah tidak pernah mengeluh.
Terpikir olehku, betapa banyaknya benda benda yang seharusnya dibutuhkan ayah, namun tidak dimilikinya, semata mata agar saya mendapatkan apa yang saya ingini.Dan kementerengan sepatu sport yang ada di balik kaca etelase di hadapanku mulai memudar. Apa jadinya bila ayah bersikap sepertiku.Sepatu jenis apa yang saat ini kupakai, bila ayahku bersikap seperti saya bersikap.
Saya masuk ke dalam toko sepatu itu. Sebuah rak besar terpampang megah, penuh berisikan sepatu sport yang sungguh keren.Di sampingnya, terdapat sebuah rak lain, dengan sebingkai tulisan “obral besar. 50% discount”.
Dibawah bingkai itu tergeletak sepatu sepatu semodel sepatu ayah, beberapa generasi lebih muda, tentunya.Otakku bermain ping pong. Mula mula sepatu ayah yang butut. Dan sekarang sepatu baru. Pikiran tentang: menjadi “in” dan seirama dengan remaja lain di sekolah. Dan kemudian pikiran tentang ayah,…. telah mengalahkannya.
Shoe store by RogelioValenzuela Sepatu Untuk Ayah. Saya mengambil sepatu ukuran 42 dari rak yang berdiscount. Dengan segera berjalan ke arah meja kasir, ditambah pajak, jadilah bilangan $ 6.13. Saya kembali ke bengkel dan meletakkan sepatu baru ayah di atas kursi di mobilnya.Saya mendapatkan ayah dan mengembalikan uang kembalian yang masih tersisa.
“Saya pikir harganya $ 9.95″ kata ayah.
“Obral” kataku pendek.
Saya mengambil sapu, dan mulai membantu ayah membersihkan bengkel.
Pukul lima sore, ia memberi tanda bahwa bengkel harus ditutup dan kami harus pulang.
Ayah mengangkat kotak sepatu ketika kami masuk ke dalam mobilnya.
Ketika ia membuka kotak itu, ia hanya dapat memandang tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Ia memandang kepada sepatu itu lama-lama, kemudian kepadaku.
“Saya pikir kau membeli sepatu sport”,katanya pelan.
“Sebetulnya ayah, … tapi …. Saya tak sanggup meneruskannya.”
Bagaimana saya harus menjelaskannya bahwa saya sungguh ingin menjadi seperti ayah?
Dan bila saya tumbuh menjadi dewasa, saya sungguh ingin menjadi seperti orang baik ini, yang Tuhan berikan kepada saya sebagai ayah saya.
Ayah meletakkan tangannya pada bahu saya, dan kami saling memandang untuk waktu sesaat. Tidak ada kata kata yang perlu dikatakan. Ayah menstarter mobil, dan kami pulang.
Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong, tidak tampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah, dan jengkel.
"Huh, ibu sudah
tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya
sendiri, sungguh keterlaluan," gerutunya dalam hati. "Ini semua pasti
gara-gara adinda sakit semalam sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan
makanan kesukaanku. Dasar anak manja!"
Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah tidak peduli lagi
kepadanya. Tidak ada yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi
kado untuknya.
Dengan
perasaan marah dan sedih, Putri pergi meninggalkan rumah begitu saja.
Perut kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan
sembarangan. Saat melewati sebuah gerobak penjual bakso dan mencium
aroma nikmat, tiba-tiba Putri sadar, betapa lapar perutnya! Dia menatap
nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso.
"Mau beli bakso, neng? Duduk saja di dalam," sapa si tukang bakso.
"Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang," jawabnya tersipu malu.
"Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak."
Putri pun segera duduk di dalam.
Tiba-tiba, dia tidak kuasa menahan air matanya, "Lho, kenapa menangis, neng?" tanya si abang.
"Saya jadi ingat ibu saya, nang. Sebenarnya... hari ini ulang tahun
saya. Malah abang, yang tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku
sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan
kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, bang."
"Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi makanan bisa bikin
neng terharu sampai nangis. Lha, padahal ibu dan bapak neng, yang ngasih
makan tiap hari, dari neng bayi sampai segede ini, apa neng pernah
terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel
lho."
Putri seketika tersadar, "Kenapa aku tidak pernah berpikir seperti itu?"
Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak terima kasih, Putri
bergegas pergi. Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat,
wajah cemas sekaligus lega,
"Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu
ke mana. Putri, selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan
kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan? Ayo nikmati semua itu."
"Ibu,
maafkan Putri, Bu," Putri pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya.
Dan yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir
pula sahabat-sahabat baik dan paman serta bibinya. Ternyata ibu Putri
membuatkan pesta kejutan untuk putri kesayangannya.
Cerita motivasi tersebut tersirat sebuah pesan bahwa saat kita
mendapat pertolongan atau menerima pemberian sekecil apapun dari orang
lain, sering kali kita begitu senang dan selalu berterima kasih.
Sayangnya, kadang kasih dan kepedulian tanpa syarat yang diberikan oleh
orangtua dan saudara tidak tampak di mata kita. Seolah menjadi kewajiban
orangtua untuk selalu berada di posisi siap membantu, kapan pun.
Bahkan, jika hal itu tidak terpenuhi, segera kita memvonis, yang tidak
sayanglah, yang tidak mengerti anak sendirilah, atau dilanda perasaan
sedih, marah, dan kecewa yang hanya merugikan diri sendiri. Maka untuk
itu, kita butuh untuk belajar dan belajar mengendalikan diri,
agar kita mampu hidup secara harmonis dengan keluarga, orangtua,
saudara, dan dengan masyarakat lainnya
Cerita motivasi
Falsafah Lima Jari1.. Ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung.
2.. Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah.
3.. Ada si jangkung jari tengah yang sombong dan suka menghasut jari telunjuk.
4.. Ada jari manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan sabar sehingga diberi hadiah cincin.
5.. Dan ada kelingking yang lemah dan penurut serta pemaaf (ingatkah anda waktu kecil kalau kita berbaikan dengan musuh kita pasti saling sentuh jari kelingking?).
Dengan perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing-masing jari, mereka bersatu untuk mencapai tujuan (menulis, memegang, menolong anggota tubuh yg lain, melakukan pekerjaan, dll).
Sahabat, Pernahkah kita bayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua?
Cerita motivasi Falsafah ini sederhana namun sangat berarti. Kita diciptakan dengan segala perbedaan yang kita miliki dengan tujuan untuk bersatu, saling menyayangi,saling menolong, saling membantu, saling mengisi, bukan untuk saling menuduh, menunjuk, merusak, dan bahkan membunuh. Sudahkah kasih sayang anda hari ini bertambah? Semoga bermanfaat.
Cerita motivasi
BEREBUT BALON
Pada suatu acara seminar yang dihadiri oleh sekitar 50 peserta. Tiba-tiba sang Motivator berhenti berkata-kata dan mulai memberikan balon kepada masing-masing peserta.
Dan kepada mereka masing2 diminta untuk menulis namanya di balon tsb dgn menggunakan spidol.
Kemudian semua balon dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam ruangan lain.
Sekarang semua peserta disuruh masuk ke ruangan itu dan diminta untuk
menemukan balon yang telah tertulis nama mereka, dan diberi waktu hanya 5
menit. Semua orang panik mencari nama mereka, bertabrakan satu
sama lain, mendorong dan berebut dengan orang lain disekitarnya
sehingga terjadi kekacauan.
Waktu 5 menit sudah usai, tidak ada seorangpun yang bisa menemukan balon mereka sendiri.
Sekarang masing2 diminta untuk secara acak mengambil sembarang balon
dan memberikannya kepada orang yang namanya tertulis di atasnya.
Dalam beberapa menit semua orang punya balon mereka sendiri
Akhirnya sang Motivator berkata : Sahabat..Kejadian yg baru terjadi ini mirip dan sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Semua orang sibuk mencari kebahagiaan untuk diri sendiri, (mirip dengan mencari balon mereka sendiri) dan banyak yg gagal.
Mereka baru berhasil mendapatkannya ketika mereka memberikan
kebahagiaan kepada orang lain (memberikan balon kepada pemiliknya).
Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah
restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan
makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om,
masih hangat dan enak rasanya!"
"Tidak Dik, saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak. Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.
Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang."
Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om."
Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."
Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.
Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?"
"Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."
Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira.
Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu."
Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."
Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.
Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.
Cerita motivasi
EMPAT LILIN
Ada 4 lilin yang menyala, Sedikit demi sedikit habis meleleh. Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka
Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman.” “Sayang aku tak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta.” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
“Akulah HARAPAN.”
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!
Cerita motivasi
Mencapai Kesuksesan
Pada suatu waktu ada dua ekor katak tercebur ke sebuah sumur dangkal, tak lama kemudian teman-teman katak mereka datang dan mulai merubung sambil berteriakan "lakukan ini" " lakukan itu".
Setelah beberapa lama, katak-katak di luar sumur menyadari bahwa tidak ada harapan. Mereka menyarankan agar kedua katak tersebut menyerah dan menunggu saja saat-saat kematiannya. Seekor katak menerima nasibnya dan tidak berbuat apa-apa. Katak yang satu terus melompat-lompat. Katak-katak di luar sumur kembali berteriak-teriak dan memberikan tanda pada katak yang kedua agar menyerah.
Beberapa lama kemudian, katak kedua melompat dengan tinggi dan akhirnya berhasil keluar dari sumur. Kegembiraan menyeruak. Katak-katak lainnya bertanya pada katak kedua tersebut. Mengapa ia terus saja melompat padahal mereka berseru agar ia menyerah. Katak kedua itu dengan bangga menjawab " Aku tidak bisa mendengar kalian, tapi ku lihat kalian sepertinya kalian memberiku semangat".
Dalam hidup terkadang kita perlu menutup telinga kita dari omongan-omongan orang yang ada di sekelilng kita. Yang kita perlu lakukan hanyalah fokus mengerjakan apa yang kita yakini akan sukses dan kemudian bungkam mulut mereka dengan bukti kesuksesan yang kita raih.
Cerita motivasi
PENJARA PIKIRAN
Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya.
Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain, namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.
Dengan penasaran dia bertanya,
“Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku,padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?” Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan,
“Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.”
Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.
Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman,tradisi, dan semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.
Sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.
Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dgn tali yang terikat pada pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada “sesuatu” yang mengikat kaki nya, padahal “sesuatu” itu bisa jadi hanya seutas tali kecil…
Sebagai manusia kita mampu untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin kita capai. Sakit memang, lelah memang,tapi jika kita sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar. Pada dasarnya, kehidupan kita akan lebih baik kalau kita hidup dengan cara hidup pilihan kita sendiri, bukan dengan cara yang di pilihkan orang lain untuk kita
Kumpulan cerita motivasi di atas semoga menjadikan kita lebih mempunyai motivasi hidup. Pada dasarnya dalam cerita motivasi terdapat pesan dan kesan yang bisa menjadi motivasi bagi pembaca. Maka dari itu,dengan cerita motivasi, diharapkan bisa bermanfaat. Semoga bermanfaat. (ws)
cerita motivasi diri untuk mencapai kesuksesan
Pada suatu waktu ada dua ekor katak tercebur ke sebuah sumur dangkal,
tak lama kemudian teman teman katak mereka datang dan mulai merubung
sambil berteriakan : “ lakukan ini” dan “lakukan itu”
Setelah beberapa lama, katak-katak diluar sumur menyadari bahwa tidak
ada harapan. mereka menyarankan agar kedua katak tersebut menyerah dan
menunggu saja saat saat kematiannya. Seekor katak menerima nasibnya dan
tidak berbuat apa apa. Katak yang satu terus melompat lompat. katak
katak di luar sumur kembali berteriak teriak dan memberi kan tanda pada
katak yang kedua agar menyerah
Beberapa lama kemudian , katak kedua melompat dengan tinggi dan akhirnya
berhasil keluar dari sumur. Kegembiraan menyeruak. Katak katak lainya
bertanya pada katak kedua itu. Mengapa ia terus saja melompat padahal
mereka berseru seru agar ia menyerah. katak kedua itu dengan bangga
menjawab,” aku tidak bisa mendengar kalian, tapi kulihat kalian
sepertinya memberiku semangat.
Dalam hidup terkadang kita perlu menutup telinga kita dari omongan
omongan orang yang ada di sekeliling kita, yang kita perlu lakukan
hanyalah focus mengerjakan apa yang kita nyakini akan sukses dan
kemudian bungkam mulut mereka dengan bukti kesuksesan yang akan kita
raih,..
- See more at: http://cinta009.blogspot.com/2013/07/kumpulan-cerita-inspirasi-motivasi-hidup.html#sthash.mcydrmw3.dpufcerita motivasi diri untuk mencapai kesuksesan
Pada suatu waktu ada dua ekor katak tercebur ke sebuah sumur dangkal,
tak lama kemudian teman teman katak mereka datang dan mulai merubung
sambil berteriakan : “ lakukan ini” dan “lakukan itu”
Setelah beberapa lama, katak-katak diluar sumur menyadari bahwa tidak
ada harapan. mereka menyarankan agar kedua katak tersebut menyerah dan
menunggu saja saat saat kematiannya. Seekor katak menerima nasibnya dan
tidak berbuat apa apa. Katak yang satu terus melompat lompat. katak
katak di luar sumur kembali berteriak teriak dan memberi kan tanda pada
katak yang kedua agar menyerah
Beberapa lama kemudian , katak kedua melompat dengan tinggi dan akhirnya
berhasil keluar dari sumur. Kegembiraan menyeruak. Katak katak lainya
bertanya pada katak kedua itu. Mengapa ia terus saja melompat padahal
mereka berseru seru agar ia menyerah. katak kedua itu dengan bangga
menjawab,” aku tidak bisa mendengar kalian, tapi kulihat kalian
sepertinya memberiku semangat.
Dalam hidup terkadang kita perlu menutup telinga kita dari omongan
omongan orang yang ada di sekeliling kita, yang kita perlu lakukan
hanyalah focus mengerjakan apa yang kita nyakini akan sukses dan
kemudian bungkam mulut mereka dengan bukti kesuksesan yang akan kita
raih,..
- See more at: http://cinta009.blogspot.com/2013/07/kumpulan-cerita-inspirasi-motivasi-hidup.html#sthash.mcydrmw3.dpu